Metode pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN

I.                    Injection (injeksi)
Injeksi daak beton berguna untuk menutup retat-retak pori yang keropos sebagai akibat adanya gelembung pada saat pengecoran yang tidak sempurna atau kesalahan lainya.
Injeksi pra tekan dapat membantu menekan cairan semen yang di campur dengan bahan-bahan kimia yang di perlukan sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.
Sifat kimiawi yang di perlukan dalam pekerjaan ini adalah:
a.       Sifat mengembang
b.      Sifat lengket
c.       Sifat mengeras

Produk yang dapat membantu untuk pekerjaan injeksi
-          Produk dari trikosal, MBT, atau sika, posrok, kronplex.

II.                  Water proofing
Sebagai lapisan kedap air, secara ideal pekerjaan ini  di laksanakan sebelum bangunan beroperasi.
Akan tetapi untuk ruang (space) tertentu yang jarang sebagai ruang beraktifitas pekerjaan ini dapat di lakukan.
Pekerjaan ini memiliki 2 (dua) metode pengerjaan:
a.       Di sebut membran
Cara kerjanya adalah dengan menggelar membran, kemudian dilengketkan, dan dilas. Sebagai persyaratan utamanya adalah diperlukan tempat yang bersih dari debu atau kotoran (steril), kadar air lingkungan di bawah 13% produk pendukung yang bai di pergunakan adalah MBT type baralastic.
b.      Water proofing
Cara pengerjaannya mula-mula lokasi dibersihkan terlebih dahulu dan kadar air di bawah 13%, kemudian adukan water proofing di kuaskan dengan teliti dan memenuhi aturan yang sudah di terapkan.
Produk yang sering dipergunakan adalah MBT.

III.                Grouting
Yaitu menyambung/menutup/ atau memenuhi ruangan yang kosong.
Dalam pengerjaannya ada 3 (tiga) metode.
a.       Jika pekerjaan ada di bawah, maka di buat lubang di bagian tertentu, kemudian semen grouting atau bahan yang di pergunakan dituangkan dalam lubang di tekan dengan pompa tekanan tinggi sehingga cairan bisa menutupi bagian-bagian yang tidak sempurna.
b.      Apabila pekerjaan berada di atas yang kebetulan ada jalan rel atau sebagainya. Misalkan ada jalan aspal yang retak kemudian di lewati air, maka bagian tersebut di kupas kemudian diisi dengan bahan yang diperlukan, sehingga pengerjaannya tidak jauh beda dengan metode di atas.
c.       Kerusakan pada kolom, balok, ataupun sejenisnya maka perlu metode manual dengan pemodelan begesting.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar